Kamis, 20 Juli 2017

[ Kultwit ] Pengalaman Pertama Setelah dibukakan Mata Batin

Ini adalah cerita nyata berdasarkan kumpulan tweet dari account Mas Djay @Djaycoholyc ) follow aja...

So, it's been 14 years since I have to face any kind of memedi. Febuari 2003, gue gak pernah lupa kejadian kamis malam itu.

Gue masih menghabiskan cuti di rumah, rumah lama gue. Malem itu dua temen gue dateng. Biasa, kumpul. Ngobrol sana sini

Temen gue: "Lo masih takut sama gelap dan malam?" Gue: *lemah* "masih." Temen: "Ya udah, I have one solution for you." Gue: "gimana?"

Temen: "Gue bukain mata batin lo, tujuannya satu, lo gak takut lagi" Gue: "Maksud lo? Gue akan berhadapan langsung sama apa yg gue takutin?"

Temen: "Yes. Exactly my point" (didubbing dalam bahasa Tegal) Gue: "Oh. Okay. How?" (Masih dalam bahasa Tegal)

Malem ini jam 12 malem. Kita ke paviliun rumah lo. Siapin air putih. And the rest is.. lo tinggal ikuti kata gue.

Gue ngangguk. Gue rasa ini memang waktu yg tepat buat dibukain mata batin gue. I need to face this fear. Jam 23.30 4 temen gue dateng.

Yes. Keempat2nya sudah bisa ngeliat apapun yang ga nyata. Tinggal gue doang. Gue: "Jadi, kalian udah expert dan gue anak bawang?"

Temen A: "Kita tahu waktu yang tepat buat lo. Malem ini pas." Gue: "Okelah. Lets start this shit." Bokap-Nyokap udah pd tidur. Paviliun kosong

Ke-3 temen gue duduk bersebelahan. Salah satu, yang paling expert sebut saja Ugi. Ugi ngambil air putih yang gue siapin dari tadi.

Gue diem. Dia baca semacem doa apalah itu. Saat dia baca gue potong. "Sebentar, sebelum semua terlanjur." One last question from me

Ugi: "AHELAAAH, BURU APAAN DAH" gue: "is it safe? For me? For my life?" Gue ga mau ya kudu puasa mutih ritual bla bla. Ugi: *ketawa kenceng*

"KAGAK DJAY! I know your limit, puasa Ramadan aja sering ngablu. Pokoknya intinya mulai malem ini satu hal: Jangan tinggalin sholat 5 waktu"

Okay. Akhirnya gue setuju. 3 temen gue masih ngeliatin kita. Terus kemudian gue disuruh minum aer putih itu. Tangan Ugi ke mata gue.

Mengusap mata gue pelan dan gue disuruh buka mata pelan. "'Gue tau lo bakal kaget? Jadi siapin diri lo baik-baik. Jangan histeris"

Gue membuka mata pelan. Sangat pelan. Gue liat 4 orang di depan gue. Yhaa temen gue tadi emang siape lagi 😒😒😒. 'Mana? Kok blm keliatan?'

Gue seolah2 menantang temen gue ini bahwa yang dia lakuin ga mempan. Temen gue buka pintu kamar paviliun pelan. Sangat pelan.

Pas depan gue. Ada pohon mangga yang umurnya sudah tua. "Temen: djay, lo liat di atas pohon itu. Pas di ranting gede. Ada apa?"

Shock. Gue hampir ngejerit kaget.

Nenek-nenek tua, berpakaian serba hitam, tertawa kecil. Seolah2 menertawakan gue yg baru bisa liat dia.

Gue agak gagap: "who the fuck she is?" Temen: "Dia. Yang nungguin rumah lo selama ini. Nenek yang mati di rumah ini dulu...."

"... kuburannya pas di bawah pohon mangga ini. " ANJAAYYYYYY......

Jantung gue deg2an parah. Itu pertama kali akhirnya gue bisa liat setan. Merinding dan panas dingin. Sampai di situ? O tentu tidaaa....

Temen gue nutup pintu paviliun: "Gini, lo sekarang merem. Dan lo bisa melepaskan raga lo seolah2 lo ada di dimensi lain"

Okay this is interesting. Gue fikir gitu. "Gimana caranya?" Kata gue. Temen jawab: "lo merem, konsentrasi dan bayangkan rumah gue".

Okay. Gue merem dan bayangin rumah temen gue. The second I blink, gue udah di rumah doi. Semua ruangan kuning. Gue sendirian.

Tapi entah ada suara (temen gue pastinya): "Lo ada di rumah gue tapi di dimensi lain. Lo liat kan ada siapa aja?"

Cuy gue sendiri!!! Temen: "liat lagi. Fokus." Gue melihat sekeliling gue

Depan gue ada kursi, ada bapak-bapak kumisan, duduk anteng Temen dari jauh: "Itu penunggu rumah gue, kakek buyut gue"

Di pojok kanan ruangan ada.. se..semar? Ya. Karakter pewayangan Jawa. Semar lengkap dgn baju adat jawa. Temen: "Ya, itu semar. Pegangan gue"

Setelah paham, bahwa temen gue memang punya pegangan selain keris ada juga semar. Okay got it. Ada yang lain?

Temen: "bentar lagi ada yang nganterin lo minuman kok" Gue: SIAPA ANJISSSS TERUS MINUMAN APAAAAN Temen: "tunggu aja. Cantik anaknya".

Gadis berambut panjang bawa baki nongol. Mukanya ketutup rambut jadi gue belum memastikan secantik apa dia Gue: "wajahnya ga keliatan cuy"

Temen: "panggil dia". Gue: "Mbak~~~" Gadis itu, membuka poni rambutnya. Mukanya berantakan, rusak, berdarah. Gue pusing.

Gue: "HEH KAMPRET. CANTIK DARI MAN--" Temen: ""sorry, gue lupa. Dia meninggalnya kecelakaan hebat dan mukanya rusak saat mati". Gue: "......"

Temen: "Okelah lo sekarang jalan balik dari rumah gue ke rumah lo". Gue: "Oke".

Gue jalan kaki dari rumah temen gue ngelewati lapangan kosong dan konon pas siang aja orang ogah lewat situ. Tapi gue memberanikan diri

Lapangan itu ada di sebelah kanan gue. Banyak pohon pisang = banyak pocong. So guys, kalau ada pekarangan banyak pohon pisang. Ya gitu deh

Salah satu pocong ngintip dari balik pohon pisang, sementara di atas lapangan itu ada keranda mayat terbang.

Lapangan itu memang ga jauh dari Masjid. Dan keranda itu terbang dari masjid ke lapangan itu. Gue cuek. Setengah lari. Sampai rumah

Sampai rumah mata gue terbuka. Gue masih dalam keadaan duduk. 4 temen gue udah bikin lingkaran. "Ok, djay next game. The real game". Kata temen

"APAAN LAGI SIIHHHH?"

"Lo pengen tau ga. Rumah lo ini di dimensi lain kayak apa?" Dalam hati: NOOOOOO Yang keucap: YESSSSS IYAAA PENGEN TAU BANGET GUEEE

Okay. Lets start. Bikin lingkaran, saling berpegangan tangan kemudian menyany~~ not. Temen gue nyuruh kita semua tutup mata

The second later. Gue dan 4 temen gw sudah berdiri sejajar. Pas di depan mata gue ada sebuah lapangan luas dan banyak orang berlalu lalang

"Kita ada di mana gaes?" Ugi: "Ini rumah lo di dimensi lain. Pasar". "Dan semuanya setan?" Ugi: "Ya. Mereka semua 'orang2' yg ada di rumah lo"

Depan gue. Bapak botak pake baju beskap jualan buah, semua orang yg gue liat memakai baju adat jawa kuno. Kita berjalan menelusuri pasar itu

Sampai tepat di ujung pasar. Ada tangga menuju ke atas. Kubah emas dengan arsitektur mirip masjid. Gue: "Itu bangunan apa?"

Ugi: "Istana setan. Petinggi dari kawasan ini, 'orang' paling kuat di wilayah ini" Gue: "dan kita gak akan ke sana kan?" Ugi: *senyum* Kampret

Bulu kuduk gue seketika merinding. I knew this place is terrible. Gue mau keluar dari sini. Gue udah beneran ga kuat.

Seperti ada kekuatan hitam yang mengelilingi gue dan teman2 gue. Sampai akhirnya.. kita dihadapkan dengan beberapa prajurit.

Yes. Pakaian jawa layaknya prajurit kerajaan ada di depan mata gue. Berlima, mereka menatap kita bengis. Ugi: "Brengsek ketauan. Lari!"

Gue dan teman2 lari ke arah kanan. Ada hutan gelap dan entah kenapa kita masuk ke hutan itu. Dan prajurit itu mengejar terus

....di tengah hutan berhenti sejenak. Gak dikasih juga deng. Ada 3 setan berparas tua berpakaian jawa ibu2 tua yang juga mengejar kita

Matanya besar, mukanya rusak, lidahnya panjang sampai ke perut. Membawa pisau kecil. Gue dan teman2 lari lagi.

Sampai ada sebuah cahaya. Terang sekali. Kita ke arah cahaya itu sampai... mata kita terbuka.

Kita sudah ada di dunia saat ini. 5 orang membentuk lingkaran. Membuka mata. Lemas. Pakaian basah. Terus saling memandang

''Jadi itu toh bentuknya rumah gue di dimensi lain'' Ugi: "Makanya tiap malem lo akan berasa berisik. Mulai malem ini".

Gue mengangguk pelan. Nasi sudah menjadi nasi goreng bumbu padang pake telor cepok plus rendangnya. Gue mantap menjalani hidup gue

Mereka semua pulang. Dan gue kembali ke rumah utama. Melewati sumur kecil yang memang masih kita pelihara demi air yg segar.

I saw Kuntilanak. Kaget. Matanya merah, lidahnya melet merah dengan rambut acak-acakan. Dia ada di pinggir sumur itu. Gue cuek. Gue harus kuat

Gue cuci muka dan masuk kamar. Kalimat Ugi: "lo akan merasa bising tiap malem". Kejadian! Suara sana sini di telinga gue. Rame

Untung aja gue emang tinggal di Jakarta jadi ya gapapalah tahan kalau pulang kampung. Fikir gue.

Dan kejadian demi kejadian aneh berlangsung. Sampai sekarang. Gue gak pernah nyesel dibukain. Karena pada akhirnya gue jadi orang yg berani

Dari komunikasi sama orang yang sudah meninggal sampai harus tidur bareng pocong. Dari ngeliat kepala jatuh dari pohon tanpa badan sampai..

.. gue harus berdamai dengan mas-mas depan kamar kost gue yg sekarang. Yang tiap jam 12 malem dateng ke kamar.

Awalnya gangguin gue. Sampe nyekek gue. Sekarang cuma maen. Duduk doang. Udah.

Source : ( This )

10 komentar:

  1. Yang cerita anak JakSel nih.. 😁

    BalasHapus
  2. Kebanyakan pake english nya jadi aneh cerita nya , pilih salah satu aja mau full English apa Bahasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idih, tegang banget gan :v ???????,,,,,,,,,

      Hapus
  3. Tolong Bantu Saya Gan ,
    Saya Juga Yang Paling Boncit Dalam Pertemanan Yang Belom Bisa Liat Hal Ghaib ,
    Saya Mau Sekali Rasanya ,
    Agar Saya Bisa Lebih Waspada Dalam Keseharian ,
    Hubungin Saya Di Emile yah ,
    Umican1990@gmail.com
    Terima Kasih .
    Yudi Jakarta-Utara

    BalasHapus
  4. Bagi siapa pun YG menulis cerita ini ..... Coba terawang Saya apa alasan Mata batin Saya tidak dapat di buka

    BalasHapus
  5. Halo .. gan
    Ane tertarik buat ngopi brg sm ente :D cheers

    BalasHapus
  6. Ceritanya mudah dipahami, walau kurang ngerti sama bahasa asingnya heheh. Tapi ceritanya bagus

    BalasHapus
  7. ya ampun, Indonesia darurat bahasa Inggris, segitu simpel aja pada ga mudeng bacanya.

    BalasHapus