Jumat, 14 Juli 2017

BONUCCI, SANG ULTIMATE DEFENDER

Kabar mengejutkan datang dari turin, Italia. Leonardo Bonucci tiba-tiba berganti seragam di  milan. Suprise tentu saja, karena Bonucci salah satu tripleta di lini belakang Juventus bersama Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli. Entah apa yang menyebabkan hal itu terjadi, tapi saya percaya, Juventini pastilah merasa sedih.

Bonucci direkrut Juventus dari Bari seharga 15,5 jt euro. Pada saat itu Bonucci tampil apik dalam menggalang pertahanan Bari. Duetnya bersama Andrea Rannochia berhasil (Pada saat itu) hanya kemasukan 3 gol (sampai pekan 10). Digadang-gadang sebagai duet centerback terbaik Italia setelah Nesta dan Maldini. Pada saat itu saya berpikir Juve akan merekrut Rannochia, yang saat itu lebih dibesar-besarkan media. Tapi Juve mengambil resiko dengan merekrut Bonucci dan pada akhirnya Rannochia malah berlabuh ke Inter Milan.


Musim perdananya di Juventus, bon-bon (Panggilan Bonucci) agak kurang bersinar, meskipun mencetak goal di debut perdananya. Setelah Juventus punya nahkoda baru bernama Antonia Conte, disitulah grafik permainan bon-bon meningkat. Conte menemukan formulasi baru yaitu bermain dengan formasi 3-5-2 dan Bonucci dipasangkan bersama Chiellini dan Barzagli (BBC). Formasi tersebut berhasil dalam meredam serangan dari tim lawan. Bon-bon mempunyai peranan khusus sebagai ball playing disektor pertahanan. Acapkali Juventus memulai serangan dari kaki-kaki Bonucci. Sukses tersebut berlanjut di Timnas Italia. Duet BBC bersinar di gelaran Euro 2012, meskipun pada akhirnya dibantai oleh timnas Spanyol. 

Sampai musim 2016/2017 berakhir, musim Bonucci bersama Juventus terbilang sukses. Berhasil Scudetto 6 kali berturut-turut dan hattrick coppa italia membuat namanya besar. Sempat diisukan akan reuni dengan mantan pelatihnya Antonio Conte, yang bahkan Chelsea sudah melayangkan tawaran sebesar 60 jt euro, tapi manajemen Juve menolaknya. Chelsea sampai beralih ke Bek Jerman, Rudiger yang diboyong dari AS Roma. Pada akhirnya Bonucci pindah ke Milan, yang sedang jor-joran membangun skuad yang tangguh buat musim depan.

Saya sendiri pengagum berat Bonnuci. Sempat dulu menjadi fans Juventus (hehehe) membuat saya terpana akan permainnya. Saya gak pernah lupa saat bon-bon mengirimkan trough pass ke Giacherinni saat melawan AS Roma di perempat final coppa italia. Seakan de Javu  skema permainan tersebut berlanjut di euro 2016 saat italy bertemu Belgia. Bonucci merupakan salah satu ultimate defender di era modern.



Good luck bon-bon, semoga sukses di klub barumu, addio amico....



0 komentar:

Posting Komentar