Jika ingin pintar
banyak-banyaklah membaca, kata guruku sewaktu di sekolah dasar. Bahkan wahyu
pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah Iqra' yang artinya bacalah, yang
menyiratkan pentingnya membaca. Di Indonesia, minat membaca masih rendah. Berdasarkan
studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. (sumber
: Kompas.com) Indonesia dibawah Thailand dan diatas Botswana. Itu kalo pemerintah
Botswana membuat program penggalakan membaca buku, bukan gak mungkin kita
diperingkat paling akhir.
Kalo
dikerucutkan sumber masalahnya, kenapa bangsa kita kurang berminat dalam
membaca, mungkin pendapat gue ini bisa mewakilinya:
pertama,
membaca buka aktivitas yang populer alias gak gaul.
ya memang, orang
yang suka baca buku acapkali dibilang kutu buku. Yah seenggaknya gak dibilang
kutu kupret lah ye. masih mending. Dan ini pernah gue alami. waktu kuliah, ada
kelas, dan dosennya belum datang. Maka gue pun iseng baca-baca buku. Belum semenit gue baca buku, temen gua nyamperin sambil bilang kutu buku amat sih
elo. Lah salah gue apa? Lagian itukan jamnya kuliah. Beda hal kalo gue baca
bukunya di diskotik, dimana semua orang pada joget, disitu elo boleh marahin
gue, kalo gue lagi baca buku.
yang kedua.
mengabaikan sumber referensi
Istilah copy-paste
sangat tidak asing bagi kita, terlebih lagi bagi mahasiswa. Mengcopy-paste
merupakan hal yang lazim, meskipun sebenarnya salah. Yang diperbolehkan hanya
mengutip. Mengutip sama mengcopy-paste jelas hal yang berbeda. Mengcopy-paste
yaitu mengambil semua kalimat tanpa mencantumkan sumbernya. Sedangkan mengutip
adalah mengambil sebagian pernyataan ( kalimat ) dengan mencantumkan sumbernya. Masalah utamanya adalah kita kurang peduli dalam mencari sumber aslinya. Masalah utama gue semasa perkuliahan juga. Sewaktu mengerjakan tugas dari
dosen, seringkali gue cuma copas dari internet saja. Ketika ditanyakan
sumbernya mana, gue hanya bisa bilang nyari di internet pak. Kan salah. Makanya
mahasiswa yang udah terbiasa mengcopas untuk tugas kuliah, maka akan
kesulitan ketika mengerjakan skripsi. karena di skripsi kita diharuskan mencantumkan
refrensinya beserta nama penulisnya/pembuatnya.
dan yang terakhir,
lebih sedikit baca tapi banyak bacotnya
Istilah tong
kosong besar bunyinya bisa jadi pengandaian yang tepat buat menggambarkan
pernyataan diatas. kerapkali gue menemukan orang-orang (terutama, di fesbuk)
yang banyak bacotnya. Padahal sebenarnya di gak tahu apa-apa. Pernah suatu hari, ada yang nge-share berita tentang gadis yang mempunyai wajah mirip
bidadari di Sulawesi. Setelah gue telusuri, ternyata itu cuma berita hoax. Padahal aslinya itu cuma boneka yang dikasih pakaian. Gak beda sama mannequin
di toko-toko baju. Makanya sebelum memposting sebuah berita, pastikan dulu berita
itu kredibel gak? bisa dipertanggungjawabkan gak? jangan main posting aja kalo
belum tahu kebenarannya.
Maka dari itu,
perbanyaklah membaca. Banyak-banyaklah membeli buku. Jika membeli sebuah
smartphone canggih aja mampu, masa beli buku aja nggak sanggup?